Kamis, 07 Januari 2016

spi




1.      Apa peran Nabi pembebas dalam sejarah peradaban islam?
2.      Sebutkan prinsip etika universal dalam sejarah peradaban islam?
3.      Sebutkan kekhasan Nabi Muhammad dan para Ulama’ pewaris tradisi kenabian?
4.      Apa perekat sejarah peradaban islam dalam sejarah umat manusia?

Jawaban
1.      Sejarah peradaban Islam merupakan sejarah perkembangan islam yang ditandai dengan majunya masayarakat dalam bidang ilmu penegetahuan, teknologi, kebudayaan, sosial, politik, ekonomi dan lain-lain. Peran nabi pembebas dalam sejarah peradaban islam adalah beliau meembebaskan masayarakat dari masa kebodohan ke masa yang lebih baik melalui agama islam yang beliau bawa sebagai penerang bagi umat manusia, yang pada waktu itu mesayaraknya masih jahiliyah belum mengenala apapun walaupun sebagian besar masyarakatnya sudah beragama dengan cara menyembah berhala, dinamisme, dan animisme. Dengan kegigihan dan kesabaran yang beliau lakukan sehingga beliau berhasil dalam menyebarkan agama islam yang dapat kita rasakan sampai sekarang ini. Selain di bidang agama beliau juga memajukan bidang politik pemerintahan dan perekonomian, yang bisa kita lihata dari kepemimpinan beliau walaupun mayarakatnya majemuk belieu bisa menyatukan serta mengembangkan bidang perekonomian melalui ajaran dagamg yang beliau sampaikan kepada masyarakat.
2.      Prinsip etika universalitas dalam sejarah peradaban islam yaitu menerapkan prinsip keadilan, persamaan, dan kemanusiaan, di dalamnya menampilkan kepedulian yang sangat besar kepda unsur-unsur utama kemanusiaan, menerapkan prinsip persamaan derajat di hadapan hukum, perlindunganwarga masyarakat dari kedhaliman dan kesewenang-wenangan, pemjagaan hak-hak mereka yang lemah dan menderita kekurangan dan pembatasan atas wewenang para pemegang kekuasaan, kesemuanya menunjukkan unsur keadilan dan persamaan dalam bingkai universalitas. Sementara itu universalitas yang tecermin dalam etika kehidupan manusia itu diimbangi pula kearifan yang muncul dalam keterbukaan peradaban islam.
3.      Kekhasan Nabi Muhammad dan para Ulama’ pewaris tradisi kenabian beliau adalah kesabaran dalam berdakwah. Walaupun banyak kekangan dari masyrakat beliau tetap melanjutkan dakwahnya, sehingga beliau berhasil menyatukan masyarakat yang majemuk di Madinah melalui Piagam Madinah yang beliau tetapkan dengan transparansi demokrasi beliau memimpin umat sehingga mencapai berbagai macam keberhasilan anatara lain: penghormatan terhadap hak-hak dasar masyarakat setempat yang dikenal plural dari berbagai segi serta persamaan dalam pemenuhan hak-hak tersebut, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak. Menerapkan keadilan dengan cara tidak membela siapapun yang salah, walaupun keluarga itu keluarga sendiri. Siapapun yang melanggar aturan tetap dihukum tidak berhak dibela oleh agama yang menjadi keyakinan orang tersebutselama dalam hukuman, sehingga aturan itu berhasil membangun konsep kemajemukan tentang hubungan sosila masyarakat.
4.      Sejarah umat manusia dengan sejarah perdaban islam itu ada kaitannya karena direkatkan oleh agama islam. Ketika di situ ada manusia yang hidup yang tidak memiliki agama secara otomatis hidupnya dalam kegelapan, ia akan berjalan ke arah mana. Akan tetapi dengan adanya agama islam yang di tandai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi secara otomatis manusia akan maju, selalu berfikir yang kreatif kea rah kemajuan.


DAFTAR PUSTAKA
Adang, Afandi. 1995. Studi Sejarah Islam. Bandung. Putra Abardin.
Amin, Samsul Munir. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta. Amzah.
Fu’adi, Imam. 2011. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta. Teras.
Syukur, Fatah. 2015. Sejarah Peradaban Islam. Semarang. Pustaka Rizki Putra.

manajemen sdm



I.                   PENDAHULUAN
Dalam dewasa ini seiring perkembangan zaman yang semakin maju secara pesat, sumber daya manusia ( SDM ) dituntut bukan hanya untuk sebatas bekerja dan bekerja tanpa menghiraukan kualitas mutu yang berkesinambungan sehingga menyebabkan terjadinya krisis kreatifitas, krisis loyalitas, dan krisis intelektualitas  dalam kurun waktu tidak ditentukan  kedepannya, yang penting mereka melaksanakan tugas dan kewajiban tanpa ada upaya untuk mengembangkan.Oleh sebab itu, informasi, tegnologi, dan komunikasi sebaiknya digunakan semaksimal mungkin untuk melatih  diri dan mengasah secara trampil baik keterampilan intelektual maupun keterampilan motorik ( daya gerak ). Sehingga lebih mudah untuk bisa berinovatif  secara kreatif dan kritis dalam menjawab tantangan serta rintangan sebagailahan untuk terus berkembang secara professional baik dari peran SDM maupun institusi yang dikelola.
Namun hal itu, institusi yang berkualitas serta dukungan SDM yang profesisional adalah adanya “dalang” atau peran aktif seorang pemimpin yang memiliki seni kepekaan terhadap beberapa persoalan baik eksternal maupun internal, sehingga akan memberi nilai positif terhadap kepuasan bagi para konsumen. Berangkat dari itu, perlu adanya sebuah analysis jobs  dari masing – masing tugas setiap karyawan atau manajer sebagai bentuk komitmen mereka terhadap institusi atau organisasi sesuai tujuan yang akan dicapainya.
II.                RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Analisis Pekerjaan
2. Tujuan Analisis pekerjaan
3. Manfaat Analisis pekerjaan
4. Teknik-teknik Pengumpulan Informasi Analisis Pekerjaan
5. Metode Analisis Pekerjaan
6. Proses Analisis pekerjaan
8. Informasi Pekerjaan
9. Prinsip dan Prosedur Analisis Pekerjaan
10. Keterkaitan Analisis Jabatan dengan Fungsi-fungsi Manajemen SDM
11. Bentuk-bentuk Penyajian hasil Analisis Jabatan
12. Perencanaan Pekerjaan
13. Langkah-langkah perencanaan Pekerjaan
14.            Deskripsi Pekerjaan
15.            Spesifikasi Pekerjaan
16.            Spesifikasi Jabatan (Job Spesification)
17.            Desain pekerjaan
18.            Faktor-faktor yang mempengaruhi desain pekerjaan

III.             PEMBAHASAN
A.           Pengertian Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan (job analysis) adalah suatu konsep yang tidak dapat dipisahkan dari organisasi. Organisasi merupakan sekumpulan pekerjaan yang dikerjakan oleh orang-orang yang berkerjasama, baik pada bidang yang sama maupun yang berbeda, yang ada dalam suatu wadah untuk mencapai tujuannya. berdasarkan hal tersebut, dalam organisasi terdiri dari banyak pekerjaan, orang-orang yang bekerjasama, dan sumber daya lainnya dalam rangka mencapai tujuannya. seluruh sumber daya dan pekerjaan-pekerjaan yang ada dalam suatu organisasi akan diatur dan dilaksanakan oleh manusia untuk mencapai tujuannya. oleh sebab itu, sumber daya manusia memiliki peran yang besar dalam pencapaian tujuan organisasi. Tugas manusia dalam organisasi mengatur pekerjaan secara efektif dan efisien.[1]
Analisis Pekerjaan adalah proses yang sistematis untuk mengenal karakteristik suatu pekerjaan. Berbagai informasi dapat diperoleh melalui analisis pekerjaan meliputi tugas, wewenang, tanggung jawab,[2] kondisi kerja, dan syarat-syarat kualifikasi yang dibutuhkan seperti pendidikan, keahlian, kemampuan, pengalaman kerja, dan lain-lain agar seseorang dapat melaksanakan tugas dengan baik.[3]
B.            Tujuan Analisis pekerjaan
1.    Spesifikasi Karyawan, yaitu dengan adanya Analisis pekerjaan maka syarat-syarat kepegawaian dapat dimiliki, mengetahui tugas-tugas yang terkandung dalam suatu pekerjaan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap orang yang menduduki jabatan tersebut.
2.    Kebutuhan Pelatihan, yaitu dengan adanya Analisis pekerjaan, maka dapat diketahui kemampuan maupun keahlian apa yang dibutuhkan karyawan, sehingga dapat ditentukan program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan karyawan tersebut dalam membantu pelaksanaan pekerjaannya.
3.    Penentuan Peringkat, yaitu dengan Analisisi pekerjaan, maka dapat diketahui bobot dari suatu pekerjaan, sehingga dapat dinilai dan dibandingkan antara jabatan yang satu dengan jabatan yang lain, dan akhirnya dapat disusun peringkat jabatan dalam organisasi.
4.    Pengembangan Metode, yaitu dengan Analisis pekerjaan dapat dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap berbagai  metode kerja dalam suatu pekerjaan.[4]
C.            Manfaat Analisis pekerjaan
Analisis pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang penting dilakukan oleh manajer sumber daya manusia untuk membangun kesatuan tugas yang dilaksanakan oleh karyawan. Setiap pekerjaan membutuhkan beberapa informasi yang berkaitan dengan tugas-tugas dan tanggung jawab serta persyaratan yang dituntut suatu pekerjaan. Beberapa informasi tersebut akan bermanfaat terhadap berbagai macam kepentingan antara lain:[5]
1.      Perancangan Pekerjaan
Dalam perancangan pekerjaan berkaitan erat dengan analisis pekerjaan, karena untuk merancang suatu tugas yang dibutuhkan berbagai informasi secara terperinci tentang tugas-tugas yang tersedia. Selain itu, merancang pekerjaan akan membutuhkan peralatan-peralatan dan sumber daya manusia yang tersedia secara lengkap.
2.      Perencanaan sumber daya manusia
Kegiatan ini merupakan tugas manajer sumber daya manusia untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan. Manfaat dari informasi pada analisis pekerjaan akan memenuhi tuntutan suatu pekerjaan. Proses perencanaan sumber daya manusia membutuhkan informasi tentang isi dan spesifikasi pekerjaan. Informasi ini berguna untuk mengetahui kebutuhan akan sumber daya manusia pada suatu priode tertentu dari rencana strategis.
3.      Rekrutmen dan Seleksi
Rekrutmen merupakan proses mencari tenaga kerja untuk mengisi kekosongan pekerjaan yang ada dalam organisasi. Berbagai informasi pekerjaan dibutuhkan untuk mengetahui apakah perlu dilakukan rekrutmen atau  tidak. Pada masa ini organisasi mengeluarkan dana yang cukup besar untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas baik melalui proses seleksi.
4.      Pengembangan Sumber daya Manusia
Secara umum, setiap karyawan dalam suatu organisasi membutuhkan pengembangan. Program pengembangan sumber daya manusia akan bermanfaat bagi karyawan untuk memperbaiki pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki, karena berdampak pada peningkatan kinerja karyawan itu sendiri. Pengembangan dapat dilakukan bagi karyawan yang kinerjannya dibawah standar pekerjaan untuk memperbaiki kinerjannya. Bagi karyawan baru, pengembang perlu dilakukan untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan kerja agar sesuai dengan kebutuhan. Bagi perusahaan, program ini berguna untuk memperbaiki kinerja perusahaan yang berakibat pada peningkatan daya saing perusahaan.
5.      Penialaian Kinerja
Penilaian kinerja membutuhkan informasi tentang seberapa baik kinerja setiap karyawan. Tindakan ini dijadikan sebagai dasar untuk memberikan penghargaan bagi karyawan yang bekerja secara efektif, dan memeperbaiki kinerja yang kurang efektif. Melalui anlisis pekerjaan, organisasi dapat mengidentifikasi perilaku dan hasil kerja yang efektif atau tidak efektif. [6]
6.      Perencanaan Karir
Perencanaan karir merupakan pandangan ke depan atas apa yang dicita-citakan individu dengan peluang-peluang yang mungkin tersedia pada organisasi. Setiap individu akan mengalami proses penyesuaian atas pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki dengan persyaratan yang dibutuhkan suatu pekerjaan. Tanpa informasi yang demikian, sulit bagi setiap orang untuk merencanakan karirnya dalam memperoleh keberhasilan pekerjaannya.
7.      Pemberian Kompensasi
Kompensasi merupakan suatu kewajiban bagi pemberi pekerjaan untuk memberi penghargaan atas jasa yang disumbangkan karyawan dari pekerjaannya. Jenis dan besarnya kompensasi yang diberikan kepada pemangku pekerjaan dapat ditentukan sesuai deskripsi pekerjaan. Kompensasi dapat dibayarkan dalam bentuk finansial maupun non finansial.
8.      Evaluasi pekerjaan
Evaluasi pekerjaan berarti menilai sejauh mana individu melaksanakan aktivitas yang merupakan tanggung jawabnya. Sederetan rangkaian tugas-tugas merupakan tanggung jawab seseorang dibagi ke dalam beberapa tahap untuk menyelesaikannya. Setiap tahap pekerjaan akan dinilai keberhasilannya, ini dapat dijadikan dasar untuk menilai keberhasilan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Agar suatu pekerjaan dapat dinilai secara cermat, perlu informasi yang akurat mengenai satuan-satuan tugas yang ada.  [7]
D.           Teknik-teknik Pengumpulan Informasi Analisis Pekerjaan
1.      Observasi
Mengenai karakteristik suatu pekerjaan dapat dilakukan melalui pengamatan. Tentu cara memperoleh informasi melalui teknik ini perlu dilakukan perhatian yang cermat atas suatu pekerjaan secara berulang-ulang agar dapat dipahami secara jelas. Metode ini membutuhkan peralatan seperti alat-alat tulis, kamera, tape recorder, dan peralatan yang dapat membantu pengamat untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.
2.      Wawancara
Memahami suatu pekerjaan dapat dilakukan melalui wawancara dengan pemangku pekerjaan dan supervisor. Wawancara merupakan suatu metode yang biasa dilakukan para analis pekerjaan untuk memperoleh informasi secara langsung dari responden.
Ada beberapa cara yang biasanya dilakukan dalam melakukan wawancara, antara lain sebagai berikut:
a.       Wawancara individu dilakukan kepada setiap karyawan
b.      Wawancara kelompok dilakukan kepada kelompok karyawan dengan pekerjaan yang sama
c.       Wawancara dengan satu atau beberapa supervisor yang mengetahui pekerjaan tersebut
3.      Kuesioner
Metode kuesioner merupakan cara yang dilakukan untuk mengumpulakan informasi melalui sejumlah daftar pertanyaan tentang suatu pekerjaan kepada para karyawan.
4.      Catatan Karyawan
Suatu cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan cara informasi pekerjaan dikumpulakan dengan meminta kepada para karyawan untuk menguraikan tugas-tugas yang mereka lakukan sehari-hari dalam sebuah buku harian. Menggunakan metode ini, informasi dapat diperoleh secara spontan sehingga kecil kemungkinan karyawan memberikan informasi yang tidak benar. Kegiatan ini dilakukan agar memudahkan para karyawan untuk memperbaiki kesalahan yang pernah dilakukan, demikian pula untuk tujuan peningkatan kinerja di masa akan datang.[8]

5.      Kombinasi
Metode ini dilakukan dengan cara memadukan beberapa metode yang relevan dan saling melengkapi untuk mencapai kesempurnaan dalam menganalisis pekerjaan. [9]
E.            Metode Analisis Pekerjaan
1.      Analisis Jabatan Fungsional
Metode ini adalah suatu metode yang menjelaskan pekerjaan secara komprehensif dengan menggunakan peringkat pada tiga kegiatan, antara lain: berkaitan dengan data, manusia, barang/benda.
2.      Kuesioner Analisis Posisi
Kuesioner Analisis Posisi adalah metode yang menggunakan daftar pertanyaan yang menggunakan daftar periksa checklist dalam mengidentifikasi unsure-unsur setiap pekerjaan.
3.      Kuesioner Uraian Jabatan Manajemen
Metode ini adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk menganalisis jabatan manajerial. Melalui metode ini terdapat 13 komponen penting yang berkaiatan dengan pekerjaan manajer, antara lain:
a.       Perencanaan pada bidang produk, pasar dan keuangan
b.      Koordiansi pada bagian-bagian yanga ada dalam organisasi
c.       Pengawasan bisnis internal
d.      Tanggung jawab atas produk yang dihasilakan
e.       Hubungan dengan masyarakat, termasul pelanggan
f.       Konsultasi lanjutan
g.      Keleluasaan dalam bertindak
h.      Komitmen dalam bidang keuangan
i.        Pelayanan pada staf
j.        Pengawasan
k.      Kompleksitas dan stes
l.        Tanggung jawab keunagn pada tinggkat lanjut
m.    Tanggung jawab atas sumber daya manusia yang luas
Metode ini diciptakan untuk menganalisis pekerjaan manajerial yang berkaiatan dengan tindakan perilaku dalam pekerjaan. Metode ini akan bermanfaat untuk menciptakan kelompok pekerjaan dan menempatkan pekerjaan manajerial baru ke dalam kelompok pekerjaan yang sesungguhnya, agar dapat menyususn prosedur seleksi karyawan, penilaian kinerja, pengembangan karyawan, dan pemberian kompensasi kepada manajer. [10]
F.             Proses Analisis pekerjaan
Analisis Pekerjaan akan terbentuk melalui beberapa tahapan dan ketersediaan informasi yang lengkap serta memilih metode dan teknik yang tepat.
Ada beberapa proses Analisis Pekerjaan sebagai berikut:
1.    Merencanakan Analisis Pekerjaan
Sebagai langkah awal yang penting dilakukan dalam analisis pekerjaan adalah perencanaan, yang mana kegiatan ini dilakukan sebelum pengumpulan informasi dari berbagai sumber. Pada tahap ini, analisis pekerjaan menentukan tujuan dari analisis pekerjaan sebagai dasar untuk kegiatan itu. Hal lain yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah memastikan ketersediaan informasi yang dibutuhkan sebagai dasar untuk membuat analisis suatu pekerjaan. Alasan ini dianggap penting karena tujuan yang dirumuskan secara matang harus didukung ketersediaan informasi yang lengkap.
2.    Mempersiapkan Analisis Pekerjaan
Tugas para analisis pekerjaan pada tahap ini adalah menentukan jenis pekerjaan menurut tinjauan. Pada tahap ini akan dilakukan pengidentifikasian tugas-tugas dalam pekerjaan untuk mengetahui karakter pekerjaan tersebut. Untuk mengetahui hal itu perlu diketahui sumber dan jenis serta metode dan teknik pengumpulan informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan analisis pekerjaan.
3.    Implementasi Analisis Pekerjaan
Setelah persiapan selesai dilakukan, tahap berikutnya adlah mengumpulkan dan menganalisis informasi. Berbagai informasi dikumpulkan untuk keperluan analisis pekerjaan yang menghasilkan deskripsi dan spesifikasi pekerjaan. Beberpa macam teknik pengumpulan informasi yang dapat digunakan antara lain pengamatan, wawancara, kuesioner dan lain-lain.
4.    Memebuat Deskripsi dan Spesifikasi Pekerjaan
Pada tahap ini adalah tahapan pembuatan draf deskripsi dan spesifikasi pekerjaan, setelah selesai pada tahap tersebut maka selanjutnya adalah proses pengesahan deskripsi dan spesifikasi pekerjaan yang dilakukan oleh pimpinan.
5.    Evaluasi Analisis Pekerjaan
Deskripsi dan spesifikasi pekerjaan telah dilaksanakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan. Pada tahap ini deskripsi dan spesifikasi pekerjaan perlu dilakukan evaluasi, apakah efektif untuk dilaksanakan selanjutnya atau tidak. Biasanya manajer menginginkan agar deskripsi dan spesifikasi pekerjaan dapat dipertahankan mengingat proses yang cukup panjang, memebutuhkan biaya dan waktu relative lama. Namun, keinginan ini tidak dapt dihindari akibat adanya perubahan-perubahan yang dialami oraganisasi. Perubahan-perubahan dapat terjadi karena perkembangan teknologi mengakibatkan sistem organisasi menuntut perubahan yang tidak dapat dihindari. Semakin luasnya pasar akan meningkatkan permintaan ke atas suatu produk, sehingga kemungkinan akan dilaksankannya perluasan struktur organisasi. Untuk mengefektifkannya kembali perlu dilakukan perubahan atas deskripsi dan spesifikasi pekerjaan yang selama init telah dilaksanakan.[11]


G.           Informasi Pekerjaan
Setelah mengetahui pengertian dan tujuan analisis pekerjaan tersebut, maka dalam melaksanakan suatu analisis pekerjaan harus dianalisis dua aspek dari sustu jabatan, yaitu:
1.      Aspek kegiatan pelaksanaan pekerjaan, yaitu mengenai apa yang sebenarnya dikerjakan oleh pemangku pekerjaan
2.      Aspek persyaratan dari seorang pemangku pekerjaan, yaitu syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pemnagku pekerjaan agar dapat melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan baik.
Agar dapat melakukan analisis terhadap kedua aspek tersebut, diperlukan informasi-informasi yang berhubungan dengan jabatan yang akan dianalisis. Informasi yang diperlukan tersebut dikenal dengan informasi pekerjaan. Dari sekian banyak informasi pekerjaan yang dibutuhkan untuk dianalisis, dapat digolongkan ke dalam dua jenis informasi jabatan, yaitu:
1.      Informasi pekerjaan yang bekaitan tentang pelaksanaan pekerjaan, yaituinformasi yang menyangkut mengenai apa yang dikerjakan, bagaimana mengerjakan tugas atau pekerjaan, mengapa harus melakukan tugas atau pekerjaan tersebut.
2.      Informasi mengenai persyaratan pekerjaan, yaitu informasi yang menyangkut mengenai kualifikasi umum dan kualifikasi khusus yang harus dimiliki seoramnga karyawan. Yang termasuk ke dalam kualifikasi umum, anatara lain pendidikan minimum yang disyaratakan, pengetahuan yang harus dimiliki seorang karyawan, kemampuan dan keahlian yang harus dimiliki karyawan dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk kualifikasi khusus antara lain bakat yang dimiliki, minat kerja, kondisi fisisk yang sehat, jenis kelamin dan lain-lain.[12]
H.           Prinsip dan Prosedur Analisis Pekerjaan
Adapun beberapa prinsip yang harus dilaksanakan dalam analisis jabatan adalah sebagai berikut:
1.      Batas-batas pekerjaan dalam suatu pekerjaan harus ditentukan dengan jelas yang menyangkut kewenangan pekerjaan  dan batasan waktu pekerjaan agar tidak terjadi tumpang tindih.
2.      Analisis pekerjaan harus didasarkan kepda kenyataan di mana data yang digunakanharus benar-benar actual dan dapat dipercaya dengan maksud untuk mengurangi subjektivitas individu.
3.      Proses aktivitas dalam suatu pekerjaan harus disususn secara kronologis untuk mempermudah menganalisis dan mengevaluasinya.
4.      Situasi atau kondisi pekerjaan harus diperhatikan agar analisis dapat memahami mengapa suatu pekerjaan harus dilakukan dalam suatu jabatan tertentu.
Adapun beberapa analisis pekerjaan adalah sebagai berikut:
1.      Tentukan tujuan analisis pekerjaan, karena ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk mengetahui tujuan dilakukannya analisis pekerjaan dan informasi apa yang diperlukan.
2.      Perencanaan analisis pekerjaan, meliputi:
a.       Penentuan informasi umum tentang organisasi dan cara memperolehnya.
b.      Penentuan komponen informasi pekerjaan yang menyangkut identifikasi pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan pekerjaan.
c.       Penentuan metode pengumpulan data yang mencakup pendekatan-pendekatan yang digunakan, sumber data, dan teknik pengumpulan data.[13]
3.      Pengumpulan data pekerjaan, meliputi:
a.       Memilih unit kerja yang akan diambil datanya
b.      Inventarisasi pekerjaan yang ada dalam unit kerja yang bersangkutan
c.       Inventarisasi jumlah pemangku pekerjaan
d.      Menentukan jumlah sampel pada unit kerja
e.       Memilih nama pemangku jabatan sebagai sampel
f.       Melakukan pengumpulan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu
g.      Mencatat dalam lembar kerja analisis pekerjaan
4.      Pengolahan dan pekerjaan, yaitu melakukan pengolahan data
5.      Penyajian hasil analisis pekerjaan, yaitu penyajian dalam bentuk uraian pekerjaan atau deskripsi pekerjaan, persyaratan jabatan, klasifikasi pekerjaan, desain pekerjaan, dan nilai pekerjaan.
6.      Penyusunan program-program manajemen SDM[14]
I.              Keterkaitan Analisis Jabatan dengan Fungsi-fungsi Manajemen SDM
Analisis jabatan memiliki keterkaitan dengan berbagai fungsi manajemen SDM. Hal itu dapat kita lihat dari suatu analisis jabatan akan dihasilkan deskripsi jabatan yang berisi gambaran mengenai isi dari suatu jabatan baik yang menyangkut tugas/ pekerjaan, standar kinerja, bobot jabatan, dan persyaratan pemangku jabatan. Suatu persyaratan jabatan akan digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan pekerjaan dalam lingkup penarikan karyawan.
Dengan membandingkan standar kinerja dengan kenyataan, maka dapat dilakukan fungsi manajemen SDM yaitu penilaian kinerja yang menjadi dasar bagi pelatihan dan pengembangan karyawan.
Dengan menggunakan standar kinerja dan persyaratan jabatan, maka dapat ditentukan nilai jabatan yang menjadi dasar pemberian kompensasi sebagai salah satu fungsi manajemen SDM.[15]
J.              Bentuk-bentuk Penyajian hasil Analisis Jabatan
Beberpa bentuk penyajian hasil analisis jabatan adalah sebagai berikut:
1.      Deskripsi jabatan, diartikan sebagai suatu keterangan singkat yang ditulis secara cermat mengenai tugas, kewajiaban, tanggung jawab dan wewenang dalam suatu jabatan tertentu. Isi deskripsi jabatan meliputi: identifikasi jabatan, sifat jabatan, dan kualiafikasi/ persyaratan pemangku jabatan.
2.      Persayaratan jabatan merupakan suatu pernyataan menegnai kualitas minimal seorang karyawan untuk mendududki suatu jabatan tertentu. Persyaratan tersebut meliputi: syarat umum dan syarat khusus. Syarat umumnya terdiri dari tingka pendidikan, pengalaman kerja, keahlian kerja, dan pengetahuan kerja. Sedangankan syarat khususnya terdiri dari kondisi fisisk, jenis kelamin, bakat, minat, emosi, dan lain-lain.
3.      Klasifikasi jabatan merupakan pengelompokan dari jabatan-jabatan berdasarkan basis tertentu. Basis pengelompokan terdiri dari dua macam yaitu: pengelompokan berdasarkan tugas dan pengelompokan berdasarkan peringkat.
4.      Desain pekerjaan merupakan suatu rancangan aktivitas yang terdapat dalam suatu jabatan tertentu. Penyususnan rancangan pekerjaan dilakukan setelah analisis jabatan dan penyusunan struktur oragnisasi. Bagi suatu organisasi yang memiliki struktur organisasi lam dapat dilakukan penyusunan struktur oraginasasi baru yang dikenal dengan job redesign. Rancangan pekerjaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: rancangan pekerjaan yang sederhana dan bersifat global dan rancangan pekerjaan yang terperinci.[16]

K.  Perencanaan Pekerjaan
1.      Pengertian Perencanaan Pekerjaan
Perencanaan pekerjaan adalah penentuan program kerja yang dilakukan pertama kali sebelum melakukan pengorganisasian, aktualing, dan kontroling yang akan membantu tercapainya sasaraan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi. Perencanaan memiliki beberapa unsur, diantaranya kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya,  adanya proses, adanya hasil yang ingin dicapai dan  masa depan dan waktu tertentu. Perencanaan pekerjaan harus mempertimbangkan berbagai faktor.[17] Faktor primer yang harus dipertimbangkan adalah Rencana Strategis Organisasi. Strategi dasar, sasaran-sasaran terperinci, tujuan-tujuan untuk mewujudkan strategi akan menentukan pekerjaan.
Pengertian Perencanaan Pekerjaan dalam Pendidikan
Perencanaan adalah berfikir ke depan mengenai jalannya kegiatan yang dilakukan dengan mempertimbangakan segala faktor yag terkait dan ditujukan kepada sasaran tertentu dan terukur yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan melakukan perencanaan secara matang, maka organisasi akan siap menghadapi berbagai kendala dan rintangan karena telah diperhitungkan sebelumnya melalui perencanaan. Jadi, Perencanaan pekerjaan adalah suatu pemikiaran ke depan diciptakan untuk mengenal karakteristik suatu pekerjaan agar mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Setiap jenis pekerjaan memiliki karakter yang berbeda. Berbeda karakteristik pekerjaan akan menimbulkan perbedaan metode pengerjaannya, peralatan yang digunakan, ketrampilan, pengetahuan dan kemempuan yang dimiliki oleh pekerja yang harus dipenuhi [18]
Rancangan pekerjaan yang baik akan menghasilkan tugas-tugas yang diselesaikan secra efektif dan efisien, tanpa perencanaan yang baik akan mengeluarkan biaya yang besar, di samping sasaran tidak tercapai. Pada awalnya, tenaga professional akan membutuhkan biaya dan waktu yang besar untuk merancang suatu pekerjaan, tetapi akan menghasilkan hasil kerja yang baik untuk kegiatan selanjutnya.[19]
Dalam melakukan perencanaan terdapat beberapa syarat sebagai berikut:
1.      Menentukan tujuan, yaitu sasaran spesifik dan terukur yang akan dicapai pada waktu yang akan datang
2.      Menetapkan kegiatan yang dilakukan, yaitu dengan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kegiatan tersebut
3.      Waktu yang diperlukan untuk mewujudkannya, apakah dalam jangka panjang atau pendek
4.       Pengaturan pelaksanaan, yaitu bagaimana cara melaksanakan perencanaan tersebut
K.    Prinsip-prinsip Perencanaan Pekerjaan
1.      Kontinuitas
Perencannan pekerjaan yang baik harus dibuat dan dipersiapakna untuk tindakan terus-menerus dan berkesinambungan, dan perlu pemikiran peningkatan serta perbaikan di masa yang akan datang. Hal ini hanya bisa diwujudkan melalui perencanaan berdasarkan evaluasi dan adaptasi terhadap segala perubahan yang terjadi.
2.      Berdasarkan fakta hari ini dan perkiraan situasi di masa yang akan datang. Perencanaan tanpa didukung dengan fakta (data) yang sesuai dengan kebutuhan tidak mampu memberikan hasil yang terbaik. Dengan demikian memerlukan data-data pendukung guna membuat suatu perencanaan sehingga rencana pekerjaan bisa dilakukan dengan baik
3.      Futuritas
Perencanaan selalu berkaitandengan masa depan, perencanann juga memperhatikan berbagai sumber informasi seputar kinerja suatu organisasi pada masa laud an sekarang.
4.      Fleksibelitas
Suatu perencanaan harus mudah diakomodasikan dengan berbagai kondisi yang baru dan perubahan-perubahan masa depan yang belum diketahui waktu memulai perencanan. Perencanaan dibuat bukan untuk waktu yang relatif singkat, tetapi di perkirakan untuk waktu tertenti, maka dalam membuat perencanaan perlu diperkirakan untuk melakukan penyempurnaan dan pengembangan.
5.      Reliabilitas
Perencanaan harus realistis dalam mencapai target yang ditentukan dengan mempertimbangkanberbagai sarana pendukung yang ada. Artinya perencanaan itu disesuaikan dengan kondisi organisasi, baik kondisi finansial maupun SDM, hai itu tergantung kemampuan pemimpin dalam memimpin organisasi.[20]
L.            Langkah-langkah perencanaan Pekerjaan
1.      menentukan kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai dari suatu kegiatan yang akan dilakukan
2.      melakukan observasi dan penelitian terhadap informasi yang sudah dikumpulkan.
3.      Identifikasi kondisi lingkungan yang berkaitan dengan pekerjaan, baik kondisi financial maupun SDM, serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berbagai kondisi yang ada kemudian dipelajari
4.      Buatlah hubungan di antara semua hal tersebut di atas dan sinergikanlah sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dann akan menjadi landasan operasional kerja
5.      Berdasarkan perbandingan terhadap alternatif yang dipilih, selanjutnya lakukan penilaian apakah sudah sesuai dengan tuntutan yang diinginkan. Kalau memang sudah sesuai, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan perencanaan.[21]


M.   Deskripsi Pekerjaan
Deskripsi pekerjaan atau jabatan merupakan suatu dokumen tertulis serba lengkap yang mengidentifikasi pekerjaan yang harus dilaksanakan beserta tanggungjawabnya, hubungannya dengan pekerjaan-pekerjaan lain, persyaratan-persyaratan pelaksanaannya. Berbagai deskripsi pekerjaan memiliki karakteriskti yang sama, walaupun penulisannya dapat beraneka ragam.
Deskripsi pekerjaan memiliki dua jenis deskripsi, yaitu:
a.       Deskripsi generik
Deskripsi ini berisi penulisan umum tanpa mengidentifikasi tugas dan tanggungjawab secara spesifik. Bentuk generik pada umumnya digunakan untuk berbagai maksud sebagai berikut:
1.)    Program pengembangan dan pelatihan
2.)    Rekrutmen
3.)    Perencanaan organisasi
4.)    Pengembangan standar prestasi
5.)    Perencanaan tenaga kerja
6.)    Penelitian pengupahan
b.      Deskripsi spesifik
Dalam deskripsi ini kewajiban dan tugas sesuatu pekerjaan dijelaskan secara cermat. Disini ditunjukkan hubungannya dengan pekerjaan-pekerjaan spesifik lainnya pada unit terkecil dalam organisasi. deskripsi spesifik dimanfaatkan untuk, sebagai berikut:
1.)       Analisis pekerjaan yang serba cermat
2.)       Evaluasi pekerjaan (untuk administrasi upah dan gaji)
3.)       Tabel organisasi[22]
N.    Spesifikasi Pekerjaan
Spesifikasi pekerjaan menunjukkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh para pelaksa pekerjaan sebagaimana yang diharapkan agar mereka ini maampu melaksanakan kewajiban, tanggungjawab, dan mampu mampu bekerja dengan orang-orang bawahannya.
a.       Isi spesifikasi pekerjaan
Biasanya isi Dalam Deskripsi pekerjaan terutama keterampilan, pengalaman dan pengetahuan minimum yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Persyaratan minimum dapat meliputi tuntutan-tuntuatan pekerjaan secara khusus.
b.      Menyusun spesifikasi pekerjaan
Rumuskan terlebih dahulu calon pelaksana yang ideal. Setelah memperoleh gambaran tentang calon yang ideal, baru dapat mencari calon-calon (pelamar) berdasarkan perbandingan dengan pelamar-pelamar lain pada umumnya.
O.    Spesifikasi Jabatan (Job Spesification)
Spesifikasi daftar dari tuntutan manusiawi suatu jabatan, yakni pendidikan, keterampilan, kepribadian, dan lain-lain yang sesuai produk dari analisis jabatan. Spesifikasi jabatan berisi tenteng  kualifikasi individu sehubungan dengan posisinya pada jabatan tertentu.[23] Dalam mengembangkan spesifikasi jabatan, perlu mempertimbangkan semua elemem pengetahuan, kemempuan, kecakapan, dan keterampilan. Pengetahuan menunjukkan pada informasi prosedural yang penting untuk keberhasilan kerja. Keterampilan adalah tingkat kemahiran individu dalam meyelesaikan tugas. Dengan pengetahuan dan pengalaman, dapat diperoleh kemampuan dalam pekerjaan untuk persiapan spesifikasi jabatan. Kemampuan menenjukkan kecakapan individu secara umum dan karakter lain mungkin menjadi ciri personal individu atau motivasi positif dan dapt dikembangkan.
Dalam pencatatan deskripsi jabatan , informasi bisa datang dari kombinasi kerja jabatan individu atau perencanaan jabatan dan pelatihan analisis jabatan.
P.      Desain Pekerjaan (Job Design)
Desain pekerjaan merupakan fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja seorang karyawan. Secara organisasional. Desain pekerjaan sangat penting dilakukan karena orang banyak menghabiskan waktu untuk bekerja. Desain pekerjaan juga membutuhkan struktur pekerjaan seperti isi, fungsi, perencanaan organisasi, dan hubungan pekerjaan. Disamping itu kebutuhan akan afiliasi dengan manajemen maupun kelompok dan kekuasaan sangat mempengaruhi desain pekerjaan.
Desain pekerjaan adalah proses penentuan tugas yang akan dilaksanakan, metode yang digunakan untuk melaksanakan tugas dan bagaimana pekerjaan tersebut berkaitan dengan pekerjaan lainnya didalam organisasi. desain pekerjaan merupakan salah satu faktor pendorong keberhasilan produktivitas organisasi.
Q.    Faktor-faktor yang mempengaruhi desain pekerjaan
Organisasi harus menyadari dan memahami hasil maksimal yang akan diperoleh dari desain pekerjaan yang tergantung dari beberapa faktor berikut:
a.    Individu
Individu memiliki perbedaan karakter, padangan, sosial budaya, norma yang berbeda untuk setiap individunya dalam organisa yang sama. Peran individu dalam organisasi sangat penting dengan pekerjaan itu sendiri sehingga interaksi antara organisasi dan individu menjadi fokus perhatian oleh manajer. Oleh karena itu, nilai-nilai baru yang sesusai dengan tuntutan lingkungan organisasi perlu disosialisasikan kepada semua individu dalam organisasi.
b.   Teknologi yang digunakan
Teknologi mempunyai dampak terhadap desain pekerjaan jenis pekerjaan, alat yang digunakan, tata letak, dan tehnik untuk menghasilkan output produk merupakan beberapa alasan penyebab kendala yang dapat menghambat kelancaran sebuah pekerjaan
c.       Biaya atau anggaran
Anggaran adalah variable yang krusial di tiap organisasi yang beroperasi. Apapun metode yang digunakan manajemen, harus berpijak pada sisi ekonomis oerganisasi. Oleh karena itu, sumber daya yang representatif harus direncanakan sebagai awal dari langkah kebehasilan organisasi.
d.      Struktur organisasi
Saat ini organisasi akan menjadi lebih lincah apabila digerakkan oleh roda operasional yang gesit, lincah dan mampu melihat perubahan kedepan. Organisasi tersebut haruslah lebih efektif untuk dapat melakukan kecepatan perubahan dan ketidakpastian global. Oleh karena itu, struktur organisasi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan desain pekerjaan.
e.       Variabel internal
1.)       Manajemen
Manajemen bertanggungjawab terhadap organisasi secara keseluruhan. Suatu tanggungjawab yang sering kali mengharuskan manajemen harus menghadapi berbagai pihak yang berkepentingan dan menyeimbangkan tuntutan yang saling bertentangan.
2.)       Karyawan
Hampir dalam semua organisasi, sifat dari tenaga kerja adalah berubah, karena faktor demografi. Faktor ini akan mengubah pergeseran kepentingan-kepentingan konsumsi, produk, biaya, dan pemasaran karena menyangkut segmen pasar yang berubah.
Mengelola Karyawan
Dalam cara mengelola karyawan dengan baik, ada beberapa cara yaitu:
a.)    Keamanan employment security
Dibutuhkan untuk menghadapi tekanan akan perlunya kehati-hatian dan selektivitas yang tinggi dalam memperkerjakan manusia.
b.)    Selektif dalam merekrut
Merupakn jaminan dalam pekerjaan dan kepercayaan yang dimiliki organisasi untuk kesuksesan bersaing.bisa juga proses seleksi ini dilakukan untuk mencari orang tepat yang dapat bekerja dengan baik dan berkembang dalam lingkungan baru sehingga membutuhkan supervise yang lebih sedikit.
c.)    Upah yang tinggi
Bagi organisai yang ingin memperkerjakan karyawan yang berkompetensi, kompensasi yang tinggi merupakan salah satu kunci untuk mendapatkannya.
d.)   Pembayaran intensif
Bahwa pekerjaan dan kepuasan kerja karyawan akan sangat bergantung pada pembayaran intensif sebagai salah satu faktor motivasi.
e.)    Employee ownership
Memberikan dua keuntungan. Yang pertama, karyawan yang ingi memiliki keinginan untuk mendapat kepemilikan saham dalam organisasi dapat disejajrkan keinginan tersebut dengan pemegang saham. Kedua, karyawan memiliki sikap jangka panjang terhadap organisasi, tentang strategi, kebijakan, investasi.
f.)     Information sharing
Karyawan merupakan asset organisasi yang memiliki keunggulan bersaing terutama dengan pesaing organisasi. oleh karena itu, organisasi perlu berhati-hati dan tidak memberikan informasi besar pada karyawan karena rawan terjadi kebocoran pada pihak pesaing.
g.)    Partisipasi dan pemberian wewenang
Informasi yang diketahui oleh semua jenjang manajemen memudahkan karyawan untuk bekerja sama dan berpartisipasi guna pengambilan keputusan yang lebih cepat serta mendukung adanya desentralisasi.
h.)    Self-managed teams
Keuntungan yang didapat dari memiliki tim solit diantaranya dalam hal mengurai biaya material dan metode produksi karena semua itu dapat ditangi dan dikelola secra tim.
i.)      Cross-ultilizition dan cross-training
Adanya keragaman dalam pekerjaan memberikan peluang terhadap perubahan dalam aktivitas secara potensial akan membawa perubahan kemampuan karyawan dalm hubungan dengan rekan kerja
j.)      Symbolic-egalitarianism
Egalitarianism adalah sejumlah cara untuk memberiakn tanda, baik bagi orang dari luar organisasi dan dalam organisasi bahwa terdapat pesamaan komparatif.
k.)    Kompresi upah
Komprsi upah dapat berjaln efektif apabila ada kerja sama dan saling membantu untuk pencapaian selesainya pekerjaan dengan mengurangi kompetisi interpersonal.
l.)      Promosi internal
Metode ini memberiakan kesempatan peluang promosi bagi karyawan.[24]


IV.             KESIMPULAN
Analisis pekerjaan (job analysis) adalah suatu konsep yang tidak dapat dipisahkan dari organisasi. Organisasi merupakan sekumpulan pekerjaan yang dikerjakan oleh orang-orang yang berkerjasama, baik pada bidang yang sama maupun yang berbeda, yang ada dalam suatu wadah untuk mencapai tujuannya. berdasarkan hal tersebut, dalam organisasi terdiri dari banyak pekerjaan, orang-orang yang bekerjasama, dan sumber daya lainnya dalam rangka mencapai tujuannya.
Perencanaan pekerjaan adalah penentuan program kerja yang dilakukan pertama kali sebelum melakukan pengorganisasian, aktualing, dan kontroling yang akan membantu tercapainya sasaraan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi. Perencanaan memiliki beberapa unsur, diantaranya kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya,  adanya proses, adanya hasil yang ingin dicapai dan  masa depan dan waktu tertentu. Perencanaan pekerjaan harus mempertimbangkan berbagai faktor.[25] Faktor primer yang harus dipertimbangkan adalah Rencana Strategis Organisasi. Strategi dasar, sasaran-sasaran terperinci, tujuan-tujuan untuk mewujudkan strategi akan menentukan pekerjaan.





DAFTAR PUSTAKA
Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013)
Ike kusdyh Rachmawati , Manajemen sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2008)
Moh agus tulus. Manajemen Sumber Daya Manusia,(Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 1993).
Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Erlangga, 2012)






[1] Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 74.
[2] Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia,hlm. 75.
[3] Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 90.
[4] Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia,hlm. 91.
[5] Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia,hlm. 82.
[6] Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia,hlm. 83.
[7] Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia,hlm. 84.
[8] Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia,hlm.85-86.
[9] Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia,hlm. 87.
[10] Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia,hlm.90.
[11] Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia,hlm. 79-81.
[12] Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia,hlm. 92.
[13] Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia,hlm.93.
[14] Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia,hlm.94.
[15] Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia,hlm.95-96.
[16] Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia,hlm.96-98.
[17] Moh agus tulus. Manajemen Sumber Daya Manusia,(Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 1993). Hlm 15

[22]  Moh agus tulus. Manajemen Sumber Daya Manusia,(Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 1993). Hlm 31-34
[23] Ike kusdyh Rachmawati , Manajemen sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2008), hlm 42
[24]  Ike kusdyh Rachmawati , Manajemen sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2008), hlm 44-52
[25] Moh agus tulus. Manajemen Sumber Daya Manusia,(Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 1993). Hlm 15