Rabu, 02 Desember 2015

Balanced Scorecard




I.                   PENDAHULUAN
Seiring perkembangan zaman yang semakin maju yang ditandai dengan majunya teknologi informasi dan komunikasi. Dengan adanya hal tersebut menuntut sebuah organisasi untuk menggunakan metode yang paling efektif dan efisien untuk organisasinya agar organisasinya tetap maju dan bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain.
Adapun metode yang harus dirancang oleh perusahaan adalah memaksimalkan kinerja organisasi atau perusahaan sebagai strategi awal, karena kinerja organisasi tergantung pada sumber daya alam yang terbatas, padahal kebutuhan pelanggan yang tidak terbatas. Hal itu akan menjadi hambatan bagi organisasi untuk melaksanakan pekerjaannya kalau oragisasi tidak memiliki strategi yang khusus bagi organisasinya.
Untuk mengatasi hal tersebut strategi yang dapat digunakan adalah Balanced Scorecard, karena strategi tersebut selain dapat memaksimalkan kinerja organisasi juga dapat menyeimbangkan indikator finansial maupun Non-finansial, indikator internal dan eksternal serta indikator yang bersifat Leading dan Lagging. 
II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian dari Balanced Scorecard beserta perspektifnya ?
B.     Bagaimana Proses Cascading Balanced Scorecard Perusahaan ke Tingkat Divisi ?
C.     Apa saja manfaat Balanced Scorecard ?
D.    Apa saja kekurangan dan kelebihan Balanced Scorecard ? 
 
III.             PEMBAHASAN
A.    Pengertian Balanced Scorecard
Balanced berarti seimbang, atau bisa juga diartikan sebagai alat manajemen untuk menjaga keseimbangan, baik dari segi finansial maupun Non-finansial, kinerja masa lampau, masa sekarang, masa depan, internal dan eksternal serta yang bersifat Leading dan Lagging.[1]
Scorecard berarti kartu nilai, yang artinya sebuah kartu yang di dalamnya terdapat berbagai penilaian kinerja dari setiap strategi yang dibangun, hal tersebut meliputi 4 perspektif yaitu:[2]
1.      Perspektif Keuangan
Keuangan merupakan hal yang terpenting dalam organisasi karena organisasi tidak dapat berjalan tanpa adanya uang. Karena hal tersebut keuangan menjadi indikator yang paling penting dalam organisasi. Dengan demikian organisasi harus berupaya semaksimal mungkin agar berhasil secara keuangannya. Adapun keuangan dalam organisasi dapat dilihat dari 2 sudut pandang yaitu:
a.       Jangka pendek
Dalam pendekatan strategi jangka pendek ini yang digunakan adalah strategi peningkatan produktifitas yang dapat dilakukan dengan cara perbaikan struktur biaya dan pemaksimalan utilitaas aset. Contohnya pengurangan belanja tunai dan minimalisasi jumlah produk yang cacat ini untuk perbaikan struktur biaya sedangkan untuk pemaksimalan utilitas aset, dapat dilakukan dengan mengelola kapasitas aset yang ada dan melakukan investasi.
b.      Jangka panjang
Dalam pendekatan strategi jangka panjang ini yang digunakan adalah strategi pertumbuhan, hal itu bisa dilakukan dengan cara peningkatan pendapatan dan peningkatan nilai bagi pelanggan.
2.      Perspektif Pelanggan.
Adapun tujuan dari perspektif ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelanggan menilai produ atau jasa, dan organisasi kita. Hal-hal yang dinilai antara lain atribut produksi atau jasa, hubungan dengan pelanggan, tingkat kepuasan pelanggan, citra dan reputasi organisasi.
Ada 3 pendekatan yang dapat memberikan nilai yang baik kepada pelanggan antara lain:
a.       Product Leadership: menciptakan produk-produk unggul yang selalu terdepan dalam hal inovasi. Contohnya pemproduksian sepeda motoe matic yang yang terus meluncurkan produk-produk baru.
b.      Operational Excellence: memproduksi barang-barang yang harganya seekonomis mungkin. Contonya pemproduksian HP cina yang harganya terjangkau.
c.       Customer Intimacy: memproduksi barang-barang yang spesial, tidak masal dan disesuaikan dengan keinginan pelanggan, akan tetapi harganya mahal.
3.      Perspektif Proses Bisnis Internal
Serangkaian aktivitas yang ada dalam bisnis kita secara internal yang kerap disebut dengan rantai nilai ( value chain).dalam perusahaan yang mengahsilakan barang maupun jasa, pada umumnya rantai nilai terdiri dari pengembangan produksi baru, produksi, penjualan dan marketing, distribusi ( product delivery),  layanan purna jual (after sales service), serta keamanan dan kesehatan lingkunagan (environment safety and health).

4.      Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Pada perspektif ini fokus pada Sumber Daya Manusia yanga ada dalam organisasi, dengan cara pelatihan dan pengembangan karyawan, tujuannya agar menjadi karyawan yang kompeten yang akhirnya akan menghasilkan kinerja yang prima. Adapun yang di ukur dan di analisis dalam perspektif ini ada 3 antara lain:
a.     Kompetensi karyawan;
b.     Daya dukung teknologi;
c.     Budaya, motivasi, dan penghargaan.

B.     Proses Cascading Balanced Scorecard Perusahaan ke Tingkat Divisi[3]
Cascading merupakan proses penurunan, penyelarasan atau penjabaran strategi perusahan di tingkat divisi bahkan sampai di tingkat individu agar terjadi keselarasan antara strategi yang ada di tingkata divisi maupun tingkat individu.

Pengertian “perusahaan “ dalam literatur ini mengacu pada suatu “unit bisnis”, yaitu suatu entitas yang menghasilakan produk atau jasa yang memberikan nilai tambah kepada pelanggannya. Selain menghasilkan sutu produk atau jasa, suatu unit bisnis biasanya memiliki segmentasi pasar yang tertentu pula.
Pengertian “divisi” yang digunakan pada ilustrasi proses cascading merujuk pada suatu unit organisasi yang berada satu tingkat di bawah level perusahaan. Istilah lain yang kerap digunakan untuk menyatakan hal yang sama adalah “Departemen” atau “Fungsi”.
Dalam pelaksanaannya, secara garis besar, strategi-strategi yang telah dibangun di tingkat perusahaan akan diturunkan dan diselaraskan ke divisi-divisi yang bersangkutan. Penurunan dan penyelarasan di sini dimaksudkan untuk membagi tanggung jawab, di mana setiap divisi diberi tanggung jawab atas sejumlah strategi yang ada di tingkat perusahaan. Tentunya pembagian tanggung jawab itu disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi dari divisi yang bersangkutan.
10 langkah proses Cascading sebagai berikut:[4]
1.      Tujuan Divisi.
Dalam proses tujuan divisi ini merupakan proses penganalisisan visi dan misi dari masing-masing divisi, agar terjadi kesesuaian antara visi dan misi divisi dengan visi dan misi perusahaan.
2.      Relevansi Divisi
Pada langkah kedua ini adalah pelaksanan Relevansi Divisi yang dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi kontribusi dan pengaruh divisi terhadap peta strategi perusahaan.
3.      Pelanggan Divisi
Pada tahap ini, perusahaan harus mengidentifikasi secara cermat para pelanggan yang akan menggunakan hasil produksinya baik itu pelnggan internal ( pelanggan yang ada I dalam ruang lingkup perusahaan) maupun pelanggan eksternal (pelanggan yang ada di luar perusahaan).
4.      Aktivitas Divisi
Pada langkah keempat ini, tugas pokok atau proses-proses inti yang dijalankan oleh divisi SDM diidentifikasi secara seksama. Proses inti di sini merupakan aktivitas atau tugas utama yang dijlankan oleh divisi tersebut, dan hasilnya member pengaruh secara langsung terhadap pemenuhan kebutuhan para pelanggannya.
5.      Identifikasi Harapan Pelanggan
Setelah langkah pertama samapai keempat selesai dilakukan, dilakukan sinergi antara langkah yng kedua dan ketiga. Di langkah kelima ini, setiap output dari langkah ketiga dihubungkan dengan pelanggan yang relevan dari daftar pelanggan yang ada dilangkah kedua, lalu ditambahkan ekspektasi dari pelnggan tersebut kemudian ditabulasi agara kaitan yang satu dengan yang lain terlihat dengan jelas.
6.      Peta Strategi Divisi akan disusun
Sama seperti Peta Strategi Perusahaan, bagan Peta Strategi di tingkat divisi juga dibagi atas empat perspektif, tetapi karena fungsinya sebagai divisi pendukung. Perspektif fianansial tidak diletakkan dibagian teratas tetapi sejajar dengan perspektif Pelanggan
7.      Proses Untuk Melengkapi Peta Strategi Divisi
Diawali dengan melihat kembali hasil analisis yang telah dilalui. Dalam tahapan ini Peta Strategi Divisi SDM dilengakpi dengan menambahkan SS yang relevan dengan divisi SDM.
8.      Melengkapi Peta Strategi Divisi
Pada langkah ini dilakukan proses identifikasi garis hubungan sebab-akibat diantara SS yang telah disusun untuk membentuk Peta Strategi Divisi SDM
9.      Menentukan KeyPerformanceIndicator
BSC secara lengkap terdiri atas Peta Strategi, KPI, Target, Inisiatif, Strategis. Setelah menyusun Peta Strategi, kita perlu menentukan KeyPerformance Indcator (KPI). KPI adalah indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja
10.  Menentukan Target dan Inisiatif Strategis
Target adalah suatu ukuran yang ingin dicapai dalam waktu tertentu
Inisiatif Strategis adalah inisiatif-inisiatif yang bersifat strategis, yang disususn dan perlu dilaksanakan untuk mencapai target.
C.     Manfaat Balanced Scorecard[5]
Manfaat Balanced Scorecard bagi perusahaan menurut kaplar dan Norton (2000:122) adalah sebagai berikut:
1.      Dapat mengintegarasikan strategi dan visi perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
2.      Memungkinkan manajer untuk melihat bisnis dalam perspektif keuangan dan non keuangan.
3.      Memungkinkan manajer menilai apa yang telah mereka investasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur demi perbaikan kinerja perusahaan dimasa mendatang.

D.    Kelebihan dan Kekurangan Balanced Scorecard
Kelebihan Balanced Scorecard adalah sebagai berikut:[6]
1.      Sebagai alat untuk mengomunikasikan strategi diantara para stakeholders dari sebuah organisasi, yaitu pihak manajemen, karyawan, pemegang saham, pelanggan dan komunitas lingkungan.
2.      Memungkinkan organisasi untuk memetakan semua faktor utama yang ada dalam organisasi tersebut, baik yang berbentuk fisik maupun non-fisik.
3.      Dapat mengaitkan strategi dengan kinerja organisasi. Konsep perencanaan strategi lain hanya terfokus pada membangun strategi dan berhenti setelah strategi itu telah selesai dibangun, sedangkan BSC memungkinkan organisasi untuk mengaitkan strategi yang dibangun dengan proses pelaksanaannya. Dan proses pelaksanaanya itu dapat dipantau tingkat pencapaiannya dengan menggunakan key performance  indicators yang bisa disingkat menjadi KPI. Hai ini menunjukkan bahwa BSC tidak hanya membantu organisasi dalam menyusun strategi, tetapi juga memonitor pencapaian strategi tersebut.
4.      Memiliki konsep sebab-akibat. Dengan demikian para pelaku strategi mendapatkan gambaran dan menjadi jelas bahwa bila strategi yang berada dalam tanggung jawab mereka dapat tercapai dengan sukses,  hal itu akan membuahkan hasil tertentu dan akan terkait dengan strategi lainnya. Sebaliknya bila tak tercapai, hal itu pada gilirannya akan mempengaruhi pencapaian strategi lainnya. Hubungan sebab-akibat ini secara tidak langsung dapat menguatkan kerja sama dalam organisasi dan mendorong mereka untuk berada dalam satu paying yang sama dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
5.      Membantu proses penyususnan anggaran. Pada saat penyusunan anggaran tahunan, organisasi dapat menggunkan BSC sebagai titik tolak. Dari BSC kita dapat mengetahui kegiatan apa saja yang harus dilakukan oleh organisasiguna mencapai target-targetnya, yang meliputi aktivitas sehari-hari sampai dengan proyek-proyek khusus. Kemudian bagi kegiatan- kegiatan itu dapat dihitug keperluan dananya dan dimasukkan ke dalam anggaran.    
Kekurangan Balanced Scorecard sebagai berikut:[7]
1.      Perangkat yang lebih efektif mengukur implementasi strategi dari pada mengukur penetuan strategi.
2.      Meski berperan penting dalam memperkuat hubungan antara inisiatif perbaikan pelanggan dan strategi organisasi, namun tidak mengindikasikan bagaimana pelanggan baru dan pasar baru dapat diidentifikasi.

IV.             Kesimpulan
Balanced berarti seimbang, atau bisa juga diartikan sebagai alat manajemen untuk menjaga keseimbangan, baik dari segi finansial maupun Non-finansial, kinerja masa lampau, masa sekarang, masa depan, internal dan eksternal serta yang bersifat Leading dan Lagging.
Scorecard berarti kartu nilai, yang artinya sebuah kartu yang di dalamnya terdapat berbagai penilaian kinerja dari setiap strategi yang dibangun, hal tersebut meliputi 4 perspektif yaitu:
1.      Perspektif Keuangan
2.      Perspektif Pelanggan.
3.      Perspektif Proses Bisnis Internal
4.      Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.
Adapun 10 langkah proses Cascading sebagai berikut:
1.      Tujuan Divisi.
2.      Relevansi Divisi
3.      Pelanggan Divisi
4.      Aktivitas Divisi
5.      Identifikasi Harapan Pelanggan
Sedangkan, manfaat Balanced Scorecard bagi perusahaan menurut kaplar dan Norton (2000:122) adalah sebagai berikut:
1.      Dapat mengintegarasikan strategi dan visi perusahaan
2.      Memungkinkan manajer untuk melihat bisnis dalam perspektif keuangan dan non keuangan.
3.      Memungkinkan manajer menilai apa yang telah mereka investasikan
Kelebihan Balanced Scorecard adalah sebagai berikut:
1.      Sebagai alat untuk mengomunikasikan strategi
2.      Memungkinkan organisasi untuk memetakan semua faktor utama yang ada dalam organisasi tersebut, baik yang berbentuk fisik maupun non-fisik.
3.      Dapat mengaitkan strategi dengan kinerja organisasi.
4.      Memiliki konsep sebab-akibat
5.      Membantu proses penyususnan anggaran
6.      Peta Strategi Divisi akan disusun
7.      Proses Untuk Melengkapi Peta Strategi Divisi
8.      Melengkapi Peta Strategi Divisi
9.      Menentukan KeyPerformanceIndicator
10.   Menentukan Target dan Inisiatif Strategis
Kekurangan Balanced Scorecard sebagai berikut:
1.      Perangkat yang lebih efektif mengukur implementasi strategi dari pada mengukur penetuan strategi.
2.      Meski berperan penting dalam memperkuat hubungan antara inisiatif perbaikan pelanggan dan strategi organisasi, namun tidak mengindikasikan bagaimana pelanggan baru dan pasar baru dapat diidentifikasi.









DAFTAR PUSTAKA
Luis,Suwardi. 2007. Balanced Scorecard. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
http://no-riechan-no-rie.blogspot.com/2010/10/makalah-balanced-scorcard-n-malcolm.html            Diakses pada             tanggal 11 April 2015 pada pukul 14:59 WIB.
http://riskymahira.blogspot.com/2013/01/penerapan-balanced-scorecard-bsc-dalam.html Diakses pada tanggal 11 April 2015 pukul 15:07 WIB.















[1] Suwardi luis, Balanced Scorecard, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2007), hlm. 16.
[2] Suwardi luis, Balanced Scorecard, hlm 18-47.
[3] Suwardi luis, Balanced Scorecard, hlm. 53-55.
[4] Suwardi luis, Balanced Scorecard, hlm.61-106
[5] http://riskymahira.blogspot.com/2013/01/penerapan-balanced-scorecard-bsc-dalam.html
[6] Suwardi luis, Balanced Scorecard, hlm. 48-50.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar