I.
PENDAHULUAN
Seiring
perkembangan zaman yang semakin maju yang ditandai dengan majunya teknologi
informasi dan komunikasi. Dengan adanya hal tersebut menuntut sebuah organisasi
untuk menggunakan metode yang paling efektif dan efisien untuk organisasinya
agar organisasinya tetap maju dan bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan
lain.
Adapun
metode yang harus dirancang oleh perusahaan adalah memaksimalkan kinerja
organisasi atau perusahaan sebagai strategi awal, karena kinerja organisasi
tergantung pada sumber daya alam yang terbatas, padahal kebutuhan pelanggan
yang tidak terbatas. Hal itu akan menjadi hambatan bagi organisasi untuk
melaksanakan pekerjaannya kalau oragisasi tidak memiliki strategi yang khusus
bagi organisasinya.
Untuk
mengatasi hal tersebut strategi yang dapat digunakan adalah Balanced Scorecard,
karena strategi tersebut selain dapat memaksimalkan kinerja organisasi juga
dapat menyeimbangkan indikator finansial maupun Non-finansial, indikator
internal dan eksternal serta indikator yang bersifat Leading dan Lagging.
II.
RUMUSAN MASALAH
A. Apa
pengertian dari Balanced Scorecard beserta perspektifnya ?
B. Bagaimana Proses Cascading Balanced Scorecard
Perusahaan ke Tingkat Divisi ?
C. Apa saja manfaat Balanced Scorecard ?
D. Apa
saja kekurangan dan kelebihan Balanced Scorecard ?
III.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Balanced Scorecard
Balanced
berarti
seimbang, atau bisa juga diartikan sebagai alat manajemen untuk menjaga keseimbangan,
baik dari segi finansial maupun Non-finansial, kinerja masa lampau, masa
sekarang, masa depan, internal dan eksternal serta yang bersifat Leading
dan Lagging.[1]
Scorecard
berarti
kartu nilai, yang artinya sebuah kartu yang di dalamnya terdapat berbagai
penilaian kinerja dari setiap strategi yang dibangun, hal tersebut meliputi 4
perspektif yaitu:[2]
1. Perspektif
Keuangan
Keuangan merupakan hal
yang terpenting dalam organisasi karena organisasi tidak dapat berjalan tanpa
adanya uang. Karena hal tersebut keuangan menjadi indikator yang paling penting
dalam organisasi. Dengan demikian organisasi harus berupaya semaksimal mungkin agar
berhasil secara keuangannya. Adapun keuangan dalam organisasi dapat dilihat
dari 2 sudut pandang yaitu:
a. Jangka
pendek
Dalam pendekatan
strategi jangka pendek ini yang digunakan adalah strategi peningkatan
produktifitas yang dapat dilakukan dengan cara perbaikan struktur biaya dan
pemaksimalan utilitaas aset. Contohnya pengurangan belanja tunai dan
minimalisasi jumlah produk yang cacat ini untuk perbaikan struktur biaya
sedangkan untuk pemaksimalan utilitas aset, dapat dilakukan dengan mengelola
kapasitas aset yang ada dan melakukan investasi.
b. Jangka
panjang
Dalam pendekatan
strategi jangka panjang ini yang digunakan adalah strategi pertumbuhan, hal itu
bisa dilakukan dengan cara peningkatan pendapatan dan peningkatan nilai bagi
pelanggan.
2. Perspektif
Pelanggan.
Adapun
tujuan dari perspektif ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelanggan menilai
produ atau jasa, dan organisasi kita. Hal-hal yang dinilai antara lain atribut
produksi atau jasa, hubungan dengan pelanggan, tingkat kepuasan pelanggan,
citra dan reputasi organisasi.
Ada 3 pendekatan yang dapat memberikan
nilai yang baik kepada pelanggan antara lain:
a. Product Leadership: menciptakan
produk-produk unggul yang selalu terdepan dalam hal inovasi. Contohnya
pemproduksian sepeda motoe matic yang yang terus meluncurkan produk-produk
baru.
b. Operational Excellence:
memproduksi barang-barang yang harganya seekonomis mungkin. Contonya
pemproduksian HP cina yang harganya terjangkau.
c. Customer Intimacy: memproduksi
barang-barang yang spesial, tidak masal dan disesuaikan dengan keinginan
pelanggan, akan tetapi harganya mahal.
3. Perspektif
Proses Bisnis Internal
Serangkaian aktivitas
yang ada dalam bisnis kita secara internal yang kerap disebut dengan rantai
nilai ( value chain).dalam perusahaan yang mengahsilakan barang
maupun jasa, pada umumnya rantai nilai terdiri dari pengembangan produksi baru,
produksi, penjualan dan marketing, distribusi ( product delivery), layanan purna jual (after sales service),
serta keamanan dan kesehatan lingkunagan (environment safety and health).
4. Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan
Pada perspektif ini
fokus pada Sumber Daya Manusia yanga ada dalam organisasi, dengan cara
pelatihan dan pengembangan karyawan, tujuannya agar menjadi karyawan yang
kompeten yang akhirnya akan menghasilkan kinerja yang prima. Adapun yang di ukur dan di analisis dalam perspektif ini
ada 3 antara lain:
a. Kompetensi
karyawan;
b. Daya
dukung teknologi;
c. Budaya,
motivasi, dan penghargaan.
B. Proses Cascading Balanced Scorecard Perusahaan ke
Tingkat Divisi[3]
Cascading
merupakan proses penurunan, penyelarasan atau penjabaran strategi perusahan di
tingkat divisi bahkan sampai di tingkat individu agar terjadi keselarasan
antara strategi yang ada di tingkata divisi maupun tingkat individu.
Pengertian “perusahaan “ dalam literatur ini mengacu
pada suatu “unit bisnis”, yaitu suatu entitas yang menghasilakan produk atau
jasa yang memberikan nilai tambah kepada pelanggannya. Selain menghasilkan sutu produk
atau jasa, suatu unit bisnis biasanya memiliki segmentasi pasar yang tertentu
pula.
Pengertian “divisi” yang
digunakan pada ilustrasi proses cascading merujuk pada suatu unit
organisasi yang berada satu tingkat di bawah level perusahaan. Istilah lain yang kerap digunakan untuk menyatakan hal
yang sama adalah “Departemen” atau “Fungsi”.
Dalam pelaksanaannya, secara garis besar,
strategi-strategi yang telah dibangun di tingkat perusahaan akan diturunkan dan
diselaraskan ke divisi-divisi yang bersangkutan. Penurunan dan penyelarasan di
sini dimaksudkan untuk membagi tanggung jawab, di mana setiap divisi diberi
tanggung jawab atas sejumlah strategi yang ada di tingkat perusahaan. Tentunya
pembagian tanggung jawab itu disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi dari
divisi yang bersangkutan.
10 langkah proses Cascading sebagai berikut:[4]
1. Tujuan Divisi.
Dalam proses tujuan divisi ini merupakan proses penganalisisan visi dan
misi dari masing-masing divisi, agar terjadi kesesuaian antara visi dan misi
divisi dengan visi dan misi perusahaan.
2.
Relevansi
Divisi
Pada langkah
kedua ini adalah pelaksanan Relevansi Divisi yang dapat dilakukan dengan cara
mengidentifikasi kontribusi dan pengaruh divisi terhadap peta strategi
perusahaan.
3.
Pelanggan
Divisi
Pada tahap ini,
perusahaan harus mengidentifikasi secara cermat para pelanggan yang akan
menggunakan hasil produksinya baik itu pelnggan internal ( pelanggan yang ada I
dalam ruang lingkup perusahaan) maupun pelanggan eksternal (pelanggan yang ada
di luar perusahaan).
4.
Aktivitas
Divisi
Pada langkah keempat ini, tugas pokok atau
proses-proses inti yang dijalankan oleh divisi SDM diidentifikasi secara
seksama. Proses inti di sini merupakan aktivitas atau tugas utama yang
dijlankan oleh divisi tersebut, dan hasilnya member pengaruh secara langsung
terhadap pemenuhan kebutuhan para pelanggannya.
5. Identifikasi Harapan Pelanggan
Setelah langkah pertama samapai
keempat selesai dilakukan, dilakukan sinergi antara langkah yng kedua dan
ketiga. Di langkah kelima ini, setiap output dari langkah ketiga dihubungkan
dengan pelanggan yang relevan dari daftar pelanggan yang ada dilangkah kedua,
lalu ditambahkan ekspektasi dari pelnggan tersebut kemudian ditabulasi agara
kaitan yang satu dengan yang lain terlihat dengan jelas.
6. Peta Strategi Divisi akan disusun
Sama seperti Peta Strategi
Perusahaan, bagan Peta Strategi di tingkat divisi juga dibagi atas empat
perspektif, tetapi karena fungsinya sebagai divisi pendukung. Perspektif
fianansial tidak diletakkan dibagian teratas tetapi sejajar dengan perspektif
Pelanggan
7. Proses Untuk Melengkapi Peta Strategi Divisi
Diawali dengan melihat kembali
hasil analisis yang telah dilalui. Dalam tahapan ini Peta Strategi Divisi SDM
dilengakpi dengan menambahkan SS yang relevan dengan divisi SDM.
8. Melengkapi Peta Strategi Divisi
Pada langkah ini dilakukan proses
identifikasi garis hubungan sebab-akibat diantara SS yang telah disusun untuk
membentuk Peta Strategi Divisi SDM
9. Menentukan KeyPerformanceIndicator
BSC secara lengkap terdiri atas
Peta Strategi, KPI, Target, Inisiatif, Strategis. Setelah menyusun Peta
Strategi, kita perlu menentukan KeyPerformance Indcator (KPI). KPI adalah
indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja
10. Menentukan Target dan Inisiatif Strategis
Target adalah suatu ukuran yang
ingin dicapai dalam waktu tertentu
Inisiatif Strategis adalah inisiatif-inisiatif yang
bersifat strategis, yang disususn dan perlu dilaksanakan untuk mencapai target.
Manfaat Balanced Scorecard bagi
perusahaan menurut kaplar dan Norton (2000:122) adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengintegarasikan strategi dan visi perusahaan
untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
2. Memungkinkan manajer untuk melihat bisnis dalam
perspektif keuangan dan non keuangan.
3. Memungkinkan manajer menilai apa yang telah mereka
investasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur demi
perbaikan kinerja perusahaan dimasa mendatang.
D. Kelebihan dan Kekurangan Balanced Scorecard
Kelebihan Balanced Scorecard adalah sebagai berikut:[6]
1. Sebagai alat untuk mengomunikasikan strategi diantara
para stakeholders dari sebuah organisasi, yaitu pihak manajemen, karyawan,
pemegang saham, pelanggan dan komunitas lingkungan.
2. Memungkinkan organisasi untuk memetakan semua faktor
utama yang ada dalam organisasi tersebut, baik yang berbentuk fisik maupun
non-fisik.
3. Dapat mengaitkan strategi dengan kinerja organisasi.
Konsep perencanaan strategi lain hanya terfokus pada membangun strategi dan berhenti
setelah strategi itu telah selesai dibangun, sedangkan BSC memungkinkan
organisasi untuk mengaitkan strategi yang dibangun dengan proses
pelaksanaannya. Dan proses pelaksanaanya itu dapat dipantau tingkat
pencapaiannya dengan menggunakan key performance indicators yang bisa disingkat menjadi
KPI. Hai ini menunjukkan bahwa BSC tidak hanya membantu organisasi dalam
menyusun strategi, tetapi juga memonitor pencapaian strategi tersebut.
4. Memiliki konsep sebab-akibat. Dengan demikian para
pelaku strategi mendapatkan gambaran dan menjadi jelas bahwa bila strategi yang
berada dalam tanggung jawab mereka dapat tercapai dengan sukses, hal itu akan membuahkan hasil tertentu dan
akan terkait dengan strategi lainnya. Sebaliknya bila tak tercapai, hal itu
pada gilirannya akan mempengaruhi pencapaian strategi lainnya. Hubungan
sebab-akibat ini secara tidak langsung dapat menguatkan kerja sama dalam
organisasi dan mendorong mereka untuk berada dalam satu paying yang sama dalam
rangka mencapai tujuan organisasi.
5. Membantu proses penyususnan anggaran. Pada saat
penyusunan anggaran tahunan, organisasi dapat menggunkan BSC sebagai titik
tolak. Dari BSC kita dapat mengetahui kegiatan apa saja yang harus dilakukan
oleh organisasiguna mencapai target-targetnya, yang meliputi aktivitas
sehari-hari sampai dengan proyek-proyek khusus. Kemudian bagi kegiatan-
kegiatan itu dapat dihitug keperluan dananya dan dimasukkan ke dalam
anggaran.
Kekurangan
Balanced Scorecard sebagai berikut:[7]
1.
Perangkat yang lebih efektif mengukur implementasi strategi
dari pada mengukur penetuan strategi.
2.
Meski berperan penting dalam memperkuat hubungan antara
inisiatif perbaikan pelanggan dan strategi organisasi, namun tidak
mengindikasikan bagaimana pelanggan baru dan pasar baru dapat diidentifikasi.
IV.
Kesimpulan
Balanced
berarti
seimbang, atau bisa juga diartikan sebagai alat manajemen untuk menjaga
keseimbangan, baik dari segi finansial maupun Non-finansial, kinerja masa
lampau, masa sekarang, masa depan, internal dan eksternal serta yang bersifat Leading
dan Lagging.
Scorecard
berarti
kartu nilai, yang artinya sebuah kartu yang di dalamnya terdapat berbagai
penilaian kinerja dari setiap strategi yang dibangun, hal tersebut meliputi 4
perspektif yaitu:
1. Perspektif
Keuangan
2. Perspektif
Pelanggan.
3. Perspektif
Proses Bisnis Internal
4. Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan.
Adapun 10 langkah
proses Cascading sebagai berikut:
1. Tujuan Divisi.
2. Relevansi Divisi
3. Pelanggan Divisi
4. Aktivitas Divisi
5.
Identifikasi Harapan Pelanggan
Sedangkan, manfaat Balanced Scorecard bagi perusahaan
menurut kaplar dan Norton (2000:122) adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengintegarasikan strategi dan visi perusahaan
2. Memungkinkan manajer untuk melihat bisnis dalam
perspektif keuangan dan non keuangan.
3.
Memungkinkan manajer menilai apa yang telah mereka investasikan
Kelebihan Balanced Scorecard adalah sebagai berikut:
1. Sebagai alat untuk mengomunikasikan strategi
2. Memungkinkan organisasi untuk memetakan semua faktor
utama yang ada dalam organisasi tersebut, baik yang berbentuk fisik maupun
non-fisik.
3. Dapat mengaitkan strategi dengan kinerja organisasi.
4. Memiliki konsep sebab-akibat
5. Membantu proses penyususnan anggaran
6. Peta Strategi Divisi akan disusun
7. Proses Untuk Melengkapi Peta Strategi Divisi
8. Melengkapi Peta Strategi Divisi
9. Menentukan KeyPerformanceIndicator
10.
Menentukan Target dan Inisiatif
Strategis
Kekurangan Balanced Scorecard
sebagai berikut:
1.
Perangkat yang lebih efektif mengukur implementasi strategi
dari pada mengukur penetuan strategi.
2.
Meski berperan penting dalam memperkuat hubungan antara
inisiatif perbaikan pelanggan dan strategi organisasi, namun tidak
mengindikasikan bagaimana pelanggan baru dan pasar baru dapat diidentifikasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Luis,Suwardi.
2007. Balanced Scorecard. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
http://no-riechan-no-rie.blogspot.com/2010/10/makalah-balanced-scorcard-n-malcolm.html Diakses pada tanggal 11 April 2015 pada pukul
14:59 WIB.
http://riskymahira.blogspot.com/2013/01/penerapan-balanced-scorecard-bsc-dalam.html
Diakses pada tanggal 11 April 2015 pukul 15:07 WIB.
[1]
Suwardi luis, Balanced
Scorecard, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2007), hlm. 16.
[2]
Suwardi luis, Balanced
Scorecard, hlm 18-47.
[3] Suwardi luis, Balanced
Scorecard, hlm. 53-55.
[5]
http://riskymahira.blogspot.com/2013/01/penerapan-balanced-scorecard-bsc-dalam.html
[6]
Suwardi luis, Balanced
Scorecard, hlm. 48-50.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar