Sabtu, 30 April 2016

manajemen proses sebagai perbaikan kualitas pendidikan



I.                   PENDAHULUAN
Seiring berkembangnya zaman yang semakin maju berpengaruh besar pada pendidikan yang ada, karena dalam pendidikan mengalami pengelolaan yang begitu panjang mulai masukan, proses maupun keluaran (outcome).
Dalam makalah ini menekankan pada proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ada, supaya kostumer merasa puas dengan hasilnya. Sehingga, kinerja dari masing-masing instansi harus ditingkatkan performansinya. Ketika proses itu lebih ditekankan maka output daripada pendidikan akan benar-benar berkualitas tinggi, dan akan berbeda dengan pendidikan di Negara-negara lain.
II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian proses dan manajemen proses?
B.     Apa saja komponen penting dalam manajemen proses?
C.     Bagaimana langkah-langkah perbaikan manajemen proses untuk memperbaiki kualitas Pendidikan?
D.    Bagaimana contoh penerapan proses dalam manajemen siswa?

III.             PEMBAHASAN
A.    Pengertian proses dan manajemen proses
Pada umumnya, semua produk itu diproduksi dengan baik adalah untuk memuaskan pelanggan, sehingga proses kerja harus ditingkatkan performansinya secara terus-menerus, karena seiring berkembangnya zaman selera dan kebutuhan pelanggan selalu berubah-ubah. [1]
Proses merupakan integrasi sekuensial (berurutan) dari orang, material, metode, dan mesin atau peralatan dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah output untuk pelanggan. Sedangkan pengertian manajemen proses adalah proses pengelolahan integrasi sekuensial (berurutan) dari orang, material, metode, dan mesin atau peralatan dalam suatu lingkungan guna mengahsilkan nilai tambah output untuk pelanggan. Dalam hal ini ada 4 pihak yang terlibat dalam operasi dan perbaikan proses, antara lain:
1.       Pelanggan adalah orang yang akan menggunakan output secara langsung atau orang yang akan menggunakan output itu sebagai input dalam proses kerja mereka
2.      Kelompok kerja adalah orang-orang yang bekerja dalam proses untuk menghasilkan dan menyerahkan output yang diinginkan
3.      Pemasok adalah orang yang memberikan input ke proses kerja. Orang-orang yang bekerja dalam proses pada kenyataanya merupakan pelanggan atau pemasok
4.      Pemilik adalah orang yang bertanggungjawab untuk operasi dari proses dan untuk perbaiakan prose situ
Telah kita ketahui, bahwa pelanggan adalah orang yang mendefinisikan output yang diinginkan dari proses. Hal ini diperoleh melalui 2 kategori inforamasi yang mengalir dari pelanggan ke kelompok kerja, antara lain sebagai berikut:
1.      Kebutuhan pelanggan yang merupakan suatu deskripsi dari apa yang diinginkan, dibutuhkan, atau diharapkan oleh pelanggan.
2.      Umpan balik adalah suatu keterangan tentang baik atau buruknya suatu output yang diserahkan dalam perbandingannya dengan ekspektasi pelanggan.[2]
B.     Komponen penting dalam manajemen proses
Konsep dari manjemen proses berkaitan dengan perbaikan kualitas. Gabriel Pall mengidentifikasi ada 6 komponen yang penting untuk manajemen proses, antara lain:
1.      Kepemilikan (ownership) menugaskan tanggung jawab untuk desain, operasi, dan perbaikan proses
2.      Perencanaan (planning) menetapkan suatu pendekatan terstruktur dan terdisiplin untuk mengerti, mengidentifikasikan, dan mendokumentasikan semua komponen utama dalam proses dan hubungan antar-komponen utama
3.      Pengendalian (control) menjamin efektivitas, dimana semua output dalam diperkirakan dan konsisteb dengan ekspektasi pelanggan
4.      Pengukuran (measurement) memetakan performansi atribut terhadap kebutuhan pelanggan dan menetapkan kriteria untuk akurasi, presisi, dan frekuensi perolehan data
5.      Perbaikan atau peningkatan (improvement) meningkatkan efektifitas dari proses melalui perbaikan-perbaikan yang diidentifikasi secara tetap
6.      Optimisasi (optimization) meningkatkan efisien dan produktivitas melalui perbaikan-perbaikan yang diidentifikasi secara tetap
Keenam komponan di atas merupakan landasan untuk keberhasilan manajemen dari suatu proses apa saja. Komponen-komponen itu dibutukan untuk proses kerja yang menghasilkan dan menyerahkan produk ke pelanggan, untuk proses yang menspesifikasikan kebutuhan dan kepuasan sepanjang rantai pelanggan-pemasok, dan untuk proses yang mendukung pekerja dalam pekerjaan mereka.[3]
Setiap organisasi dapat mengidentifikasikan proses kunci yang mempengaruhi keberhasilannya. Kita dapat menggunakan enam pertanyaan berikut untuk membantu dalam mengidentifikasi proses kunci yang memiliki dampak terbesar pada pelanggan, yaitu:
1.      Produk apa yang terpenting bagi pelanggan?
2.      Proses apa yang menghasilkan produk ini?
3.      Komponen atau faktor kunci apa yang merangsang tindakan dalam organisasi, dan proses apa yang mengkonversi atau mengubah rangsangan ini menjadi output?
4.      Proses mana yang memiliki visibility tertinggi dengan pelanggan?
5.      Proses mana yang memiliki dampak terbesar terhadap standar performansi yang dikendalikan oleh pelanggan?
6.      Berdasarkan data performansi, proses mana yang memiliki potensi terbesar untuk perbaikan?[4]
C.     Langkah-langkah perbaikan proses untuk memperbaiki kualitas Pendidikan.
Dalam perbaikan proses dilakukan beberapa langkah, antara lain sebagai berikut:
1.      Mendefinisikan masalah proses
Model perbaikan proses dimulai dari penetapan atau spesifikasi sistem mana yang terlibat, agar usaha-usaha dalam terfokus pada proses bukan pada output. Aktivitas spesifik antara lain:
a.       Identifikasi output
b.      Identifikasi pelanggan
c.       Definisi kebutuhan pelanggan
d.      Identifikasi proses yang menghasilkan
e.       Identifikasi pemilik proses
2.      Identifikasi dokumen proses
Diagram alir merupakan alat yang umum dipergunakan untuk mendeskripsikan proses. Pembuatan diagram alir dari proses akan memungkinkan kita untuk melakukan 4 aktivitas perbaikan berikut:
a.       Mengidentifikasi peserta dalam proses, berdasarkan nama, posisi atau organisasi
b.      Memberikan kepada semua peserta dalam proses suatu pemahaman umum tentang semua langkah dalam proses dan peranan individu mereka
c.       Mengidentifikasi efisiensi, pemborosan, dan langkah-langkah redundant (berlebihan atau tidak perlu) dalam proses
d.      Menawarkan suatu kerangka kerja untuk mendefinisikan pengukuran proses.
3.      Mengukur performansi
Pengukuran performansi dimaksudkan agar dapat mengkuantifikasikan bagaimana baik atau jelek suatu sistem sedang berjalan atau beroperasi. Ukuran-ukuran performansi harus diidentifikasikan dan dievaluasi dalam konteks ekspektasi pelanggan. Dengan kata lain setiap ukuran performansi yang dipergunakan harus mengacu pada ekspektasi pelanggan. Pada dasarnya pengukuran performansi dapat dilakukan pada tiga tingkat, yaitu: proses, output, outcome. Ukuran-ukuran output mendefinisikan features spesifik, nilai-nilai, dan atribut dari setiap produk yang dapat diuji dari dua sisi, antara lain sebagai berikut:
a.       Berkaitan dengan karakteristik output yang diinginkan oleh pelanggan (kebutuhan pelanggan)
b.      Karakteristik output yang secara aktual diserahkan oleh proses.
Kebutuhan pelanggan sering disebut sebagai suara dari pelanggan, sedangkan kapabilitas proses sering disebut sebagai suara dari proses. Ukuran-ukuran outcome mendefinisikan dampak absolut dari proses dan tergantung pada kepuasan pelanggan. Dengan demikian kepuasaan pelanggan merupakan ukuran kunci dan outcome.[5]
4.      Memahami mengapa suatu masalah dalam proses terjadi
Ketiadaan data menimbulkan kesulitan untuk memahami mengapa suatu sistem berjalan seperti itu sehingga performansinya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Masalah adalah deviasi atau penyimpangan yang terjadi antara performansi yang diharapkan (sasaran) dan performansi actual (hasil actual). Contoh pernyataan masalah: “mesin produksi M tidak pernah mampu memproduksi lebih 70% dari desain kapasitasnya”. Untuk memahami mengapa suatu masalah terjadi, ada langkah-langkah kea rah perbaikan proses efektif dan efisien, kita lihat tabel berikut:[6]
Tingkat
Observasi
Tindakan
Hasil
Gejala
Mobil tidak hidup (mogok)
Memanggil kendaraan derek
Mengeluarkan biaya
Penyebab
Aki tidak berfungsi
Mengganti aki mobil
Tiba terlambat di tempat tujuan
Akar penyebab
Perawatan preventif tidak dilakukan secara tepat
Implementasi perawatan mobil sesuai saran pabrik
Mobil tidak pernah mogok

5.      Mengembangkan dan menguji ide-ide
Empat langkah terdahulu membangun kerangka dasar untuk memahami dimensi kritis dari proses, dengan jalan mengidentifikasi proses kunci, mengukur bagaimana baik atau jelek prose situ beroperasi, dan memahami mengapa proses itu beroperasi dengan cara sendirinya sehingga menimbulkan masalah.
Keempat langkah di atas membantu kita untuk mengidentifikasi penyebab-penyebab dari masalah utama. Pengembangan ide-ide untuk perbaikan proses dimulai pada langkah kelima. Ide-ide untuk perbaikan proses harus ditujukan langsung pada akar penyebab masalah. Agar ide-ide yang dipilih untuk perbaikan prose situ efektif, ide-ide itu perlu diuji terlebih dahulu sebelum diimplementasikan. Eksperimentasi dari ide-ide itu akan membantu menghindarkan kegagalan ketika ide-ide tersebut diimplementasikan dalam proses. Dengan demikian langkah ke-5 ini berusaha untuk mengembangkan dan menguji ide-ide untuk perbaikan proses melalui suatu eksperimentasi, sebelum ide-ide terpilih itu diimplementasikan.
6.      Implementasi solusi dan evaluasi
Di dalam langkah yang terkhir ini adalah model perbaikan proses yang dimulai dengan perencanaan, kemudian implentasi perbaikan-perbaikan yang diidentifikasi dan diuji dalam langksh ke-5.
Langkah 6 ini melanjutkan untuk mengukur dan mengevaluasi efektivitas dari proses yang diperbaiki. Informasi yang diperoleh kemudian dijadikan umpan balik untuk melaksanakan perbaikan proses selanjutnya, sehingga akan dipeoleh suatu perbaikan proses secara terus-menerus. Hal tersebut bisa dilihat pada bagan model perbaikan proses berikut:[7]

















Langkah 1
Definisi Masalah
Langkah 2
Identifikasi dan Dokumentasi Proses
Langkah 3
Mengukur Performansi
 

Langkah 4
Memahami Mengapa suatu masalah dalam konteks proses

Langkah 5
Mengembangkan dan Menguji ide-ide

Langkah 6
Implermentasi Solusi dan Evaluasi

Model Perbaikan Proses[8]
D.    Contoh Penerapan Proses dalam Manajemen Siswa
Proses merupakan kerja yang dilakukan untuk menghasilkan barang atau jasa yang akan disampaikan pada kostumer adalah penting untuk memahami apa yang dibutuhkan pada sisi masukan guna menjalankan proses. Masukan tersebut dapat berupa materi, informasi, bimbingan, regulasi atau tindakan. Penting pula untuk memahami bagaimana proses anda member tambahan nilai untuk masukan yang anda terima sehingga anda dapat menghasilkan keluaran yang bermutu untuk keluaran anda.

            Masukan + Proses Nilai Tambah = Mutu Keluaran
Hal tersebut dapat kita lihat pada penerapan manajemen siswa, ketika penerimaan siswa baru di sekolah guru dan kepala sekolah berusaha menyeleksi calon siswa baru yang berkualitas, dengan harapan saat proses pembelajaran berjalan lancar dan menghasilkan kompetensi lulusan yang unggul.
Di dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa diarahkan yang baik, jika terjadi kesalahan harus diberi sanksi baik berupa teguran, peringatan tertulis, dibimbing oleh guru BK dan lain-lain. Tujuan layanan Bimbingan dan konseling adalah agar mempunyai pengenalan yang jelas mengenai dirinya, situasi lingkungan dan mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan pemahaman dirinya, sehingga bimbingan dan konseling sangat diperlukan dalam sekolah. Dengan proses yang sedemikian rupa, kostumer diharapkan puas dengan hasil yang diperoleh, yaitu menghasilkan kompetensi lulusan yang bermutu, dan berdedikasi tinggi.











IV.             KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Proses merupakan integrasi sekuensial (berurutan) dari orang, material, metode, dan mesin atau peralatan dalam suatu lingkungan guna mengahsilkan nilai tambah output untuk pelanggan. Sedangkan pengertian manajemen proses adalah proses pengelolahan integrasi sekuensial (berurutan) dari orang, material, metode, dan mesin atau peralatan dalam suatu lingkungan guna mengahsilkan nilai tambah output untuk pelanggan.
Di dalam perbaikan proses itu terdapat 4 hal yang terlibat, yaitu: pelanggan, kelompok kerja, pemasok dan pemilik. Selain itu, ada juga 4 komponen yang penting dalam manajemen proses, yaitu: kepemilikian, perencanaan, pengendalian, pengukuran, perbaikan dan optimisasi.
Adapun langkah-langkah perbaikan prose situ meliputi berikut: definisi masalah, identifikasi dan dokumentasi proses, mengukur performansi, memahami mengapa suatu masalah dalam konteks proses, mengembangkan dan menguji ide-ide serta implementasi solusi dan evaluasi. Contoh penerapan proses salah satunya bisa diterapkan dalam manajemen siswa.










DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Nur. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015).
Gaspersz, Vincent. Total Quality Management. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008).
Manajemen Pendidikan


[1]Nur  Nasution. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015). Hal.  45.

[2] Vincent Gaspersz. Total Quality Management. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008). Hal. 77-78

[3] Nur  Nasution. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management)…Hal. 46.
[4] Vincent Gaspersz. Total Quality Management… Hal. 79.
[5] Nur  Nasution. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management)…. Hal. 47-48.
[6] Nur  Nasution. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management)…. Hal. 49-50.
[7] Vincent Gaspersz. Total Quality Management…. Hal. 81-85.
[8] Vincent Gaspersz. Total Quality Management…. Hal. 86-87.